Dec 27, 2006

Turut mengucapkan : selamat "haram" Natal...


Awal tahun 90-an saya mulai mendengar hal ini: mengucapkan selamat natal adalah haram hukumnya, begitulah fatwa MUI...
Jujur saja, saya terlalu bodoh untuk bisa membedakan antara kata haram dan najis. Jadinya kalau mengucapkan "selamat natal" sebagai sesuatu yang haram, berarti natal juga najis ya...
Saya setengah tidak percaya ada fatwa semacam itu. tapi mau bagaimana lagi. Buktinya di banyak tempat, kabar soal fatwa itu sedemikian berhasil disosialisasikan. Ya, toleransi memang penting. tapi menjaga akidah adalah harga mati. Yo wis...
Satu natal, dua natal terlewati. Masih juga ada satu dua sahabat muslim mengulurkan tangan, mengembangkan senyum dan berucap "selamat natal ya.." Terima kasih ya...
Belasan tahun terlampaui, belasan hari natal terlewati.
Hari natal ini ada yang beda. Setidaknya ada kesadaran bahwa saya telah menyimpan satu kebodohan: mempercayai sesuatu tanpa merasa perlu mencari data tekstualnya.
Nyatanya: MUI tidak pernah sama sekali mengeluarkan fatwa yang mengharamkan pengucapan selamat hari natal...!
Hah ?
Ya sudah... tidak perlu didramatisir...
Merry christmas, euy !

(klik disini untuk membaca Fatwa MUI yang disangka melarang pengucapan selamat hari natal)
Fatwa MUI tentang NATAL

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Memperhatikan
Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh
sebagian ummat Islam dan disangka dengan ummat Islam merayakan Maulid
Nabi Besar Muhammad SAW.
Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut
dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

Menimbang :
Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal
Bersama.
Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan
aqiqah dan ibadah agama lain.
Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada
Allah SWT.
Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat
Beragama di Indonesia.

Meneliti kembali :
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:

Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan
ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan
masalah keduniaan, berdasarkan atas:
Al Qur`an surat Al-Hujurat ayat 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan Kamu sekattan dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan
bersuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang bertaqwa
(kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."
Al Qur`an surat Luqman ayat 15:"Dan jika kedua orang tuamu memaksamu
untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada
pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya, dan
pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku lah kembalimu, maka
akan Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Al Qur`an surat Mumtahanah ayat 8: "Allah tidak melarang kamu (ummat
Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
(beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil."
Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqiqah dan peribadatan
agamanya dengan aqiqah dan peribadatan agama lain berdasarkan :
Al Qur`an surat Al-Kafirun ayat 1-6:"Katakanlah hai orang-orang
kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah
agamaku."
Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 42: "Dan jika kedua orang tuamu
memaksamu untuk mempersatukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada
pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya dan
pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik Dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Kita, kemudian kepada-Kulah kembalimu, maka
akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih
bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul
yang lain, berdasarkan atas:
Al Qur`an surat Maryam ayat 30-32: "Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini
hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana
saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan
menunaikan zakat selama aku hidup. (Dan Dia memerintahkan aku)
berbakti kepada ibumu (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang
yang sombong lagi celaka."
Al Qur`an surat Al Maidah ayat 75: "Al Masih putera Maryam itu
hanyalah seorang Rosul yang sesungguhnya telah lahir sebelumnya
beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya
biasa memakan makanan(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami
menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami),
kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan
ayat-ayat Kami itu)."
Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 : "Rasul (Muhammad telah beriman
kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman) semuanya beriman kepada Allah,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-Nya. (Mereka
mengatakan) : Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan
yang lain) dari Rasul-rasulnya dan mereka mengatakan : Kami dengar
dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali."
Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu,
Tuhan itu mempunyai anak Isa Al Masih itu anaknya, bahwa orang itu
kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
Al Qur`an surat Al Maidah ayat 72 : "Sesungguhnya telah kafir orang-
orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera
Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga
dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu
seorang penolong pun."
Al Qur`an surat Al Maidah ayat 73 : "Sesungguhnya kafir orang-orang
yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga
(Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka
katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang
pedih."
Al Qur`an surat At Taubah ayat 30 : "Orang-orang Yahudi berkata Uzair
itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak
Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru
ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-
lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling."
Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakan dia
pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan
Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab "Tidak" : Hal itu
berdasarkan atas :
Al Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 :
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam adakah
kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua
orang Tuhan selain Allah, Isa menjawab : Maha Suci Engkau (Allah),
tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah
mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak
pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan
kepadaku (mengatakannya), yaitu : sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu
dan aku menjadi saksi terhadapa mereka selama aku berada di antara
mereka. Tetapi setelah Engkau wafatkan aku, Engkau sendirilah yang
menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala
sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba-Mu dan Jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
Islam mengajarkan Bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas Al
Qur`an surat Al Ikhlas :
"Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala
sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara
dengan Dia."
Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal
yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan
menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :
Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : "Sesungguhnya apa apa yang halal
itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan
tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal,
seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu.
Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah
agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang
syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang
yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah
bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan
Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram
jangan didekati)."
Kaidah Ushul Fiqih
"Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik
kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin
mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan)."

Memutuskan

Memfatwakan
Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan
menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan
dari soal-soal yang diterangkan diatas.
Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah
SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981

Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia

Ketua Sekretaris

K.H.M SYUKRI. G Drs. H. MAS`UDI