Dec 19, 2008

Bagaimana Para Peneliti Menyelamatkan Terumbu Karang?


Kalian suka dengan tokoh kartun Sponge Bob ? Oho, pasti dong. Tahukah kalian jika mahluk laut jenis sponge benar-benar ada? Ya, bahkan mereka dapat hidup dengan baik di antara terumbu karang di perairan Indonesia.


Indonesia kaya dengan hamparan terumbu karang. Kalian bisa menemukan terumbu karang mulai dari Aceh hingga Papua. Luas sekali ya? Terumbu karang wajib kita jaga dari kerusakan. Di tempat itulah berbagai jenis binatang laut bertelur dan berkembang biak. Terumbu karang yang relatif bagus seringkali berada jauh di perairan pulau-pulau terpencil bahkan tak berpenghuni. Di sanalah para peneliti dan pelestari terumbu karang berjuang untuk menyelamatkan terumbu karang dari kerusakan. Semua itu dilakukan dengan cara menyelam ke dasar laut.
Lantas, bagaimana para peneliti bisa menemukan lokasi tersebut?



Memakai Foto Satelit
Sebelum menyelam, para peneliti membuat peta persebaran terumbu karang. Peta ini dibuat berdasarkan hasil interpretasi foto satelit. Foto satelit yang paling sering digunakan adalah foto dari satelit Landsat. Pembuatan peta dari data foto satelit ini dilakukan oleh seorang ahli penginderaan jauh, yakni seseorang yang mampu mengenali obyek-obyek pada foto satelit berdasarkan ciri-cirinya yang khas. Ya, ahli ini mampu membedakan antara daratan, lautan, hutan mangrove, terumbu karang, sungai, dan batu-batu karang.
Hasil interpretasi foto satelit selanjutnya digambar menjadi peta seperti yang biasa kalian lihat. Peta ini harus dilengkapi dengan posisi koordinat agar tepat posisinya.

Dipandu oleh Satelit Navigasi
Ternyata, peta saja belum cukup membantu para peneliti menemukan lokasi terumbu karang. Untuk itu, lagi-lagi para peneliti meminta bantuan dari satelit untuk memandu mereka menemukan lokasi dengan tepat. Yang dibutuhkan kini adalah satelit yang mampu mengirimkan data koordinat. Satelit navigasi adalah salah satu jenis satelit yang mampu memancarkan sinyal berisi informasi koordinat.
Untuk menangkap sinyal satelit ini, dibutuhkan peralatan mungil sebesar ponsel yang disebut GPS. GPS (Global Positioning System) adalah alat navigasi yang biasa terpasang di kapal maupun pesawat terbang. Kini GPS semakin banyak modelnya dan digemari oleh mereka yang suka bepergian ke tempat-tempat yang jauh dan masih asing.
GPS sangat besar perannya dalam usaha menemukan lokasi terumbu karang. Mula-mula para peneliti terumbu karang mengetikkan posisi koordinat lokasi yang akan dituju ke dalam GPS layaknya kamu menulis SMS di ponsel. Dalam sekejap, di layar GPS akan muncul informasi kemana arah yang harus dituju, berapa jaraknya, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut. Wah, GPS hebat betul ya.

Harus Menyelam
Menjadi peneliti terumbu karang tidak cukup hanya berbekal kepandaian mengenali jenis ikan dan jenis karang. Mereka juga harus mampu menyelam dengan benar. Hebatnya, beberapa peneliti terumbu karang adalah wanita. Sama seperti peneliti pria, mereka juga harus mampu menyelam menggunakan peralatan selam yang lumayan berat.
Setelah lokasi terumbu karang ditemukan, mula-mula mereka menentukan jalur pengamatan di dasar laut. Jalur ini ditandai dengan tali yang dipasang kuat-kuat di dasar laut menggunakan patok dari besi. Di atas tali ini dipasang meteran/tali ukur.
Ahli ikan mencatat setiap jenis serta jumlah ikan di sekitar jalur pengamatan.
Ahli terumbu karang juga mencatat jenis-jenis karang yang berada di jalur tadi. Jenis ikan yang hidup di terumbu karang banyak sekali. Bahkan ada jenis ikan tertentu yang hanya dapat ditemui di perairan tertentu.
Pencatatan dan pengukuran dilakukan dengan sangat teliti, lebar setiap karang diukur hingga ketelitian centimeter.
Oh ya, untuk mencatat tentu saja mereka menggunakan kertas khusus yang tahan air. Sedangkan untuk menulis digunakan pensil dengan kualitas baik dan tidak mudah luntur oleh air laut.

Berjuang Keras Melawan Arus

Proses pengamatan di dasar laut dapat berlangsung hingga satu jam. Lama ya? Dan pasti melelahkan! Tidak jarang para peneliti terumbu karang harus menyelam di laut yang memiliki arus yang kuat. Bila hal ini terjadi, para penyelam hebat ini harus berjuang keras melawan arus sambil terus mencatat, mengukur dan meneliti terumbu karang. Wah, luar biasa ya semangat mereka.
Ya, seringkali laut yang tampak tenang sebetulnya memiliki arus di bawah permukaan air yang kuat. Sebaliknya, bila di atas permukaan gelombang air cukup tinggi, bisa jadi arus di bawah permukaan air justeru tenang.
Pengamatan kondisi terumbu karang harus dilakukan seara rutin, ada yang dua tahun sekali, ada pula yang setiap tahun.

Kamu juga bisa berperan
Nah, kamu sudah tahu kan betapa beratnya menyelamatkan terumbu karang? Kamu juga bisa kok turut membantu menyelamat-kan terumbu karang. Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil namun besar manfaatnya. Misalnya dengan tidak membeli cinderamata berbahan karang, tidak membeli hiasan aquarium dari karang asli, tidak membuang sampah, deterjen ke laut, dan lain-lain.
Okey, ada yang tertarik menjadi peneliti terumbu karang? Rajin berlatih berenang ya!

(maaf kalau bahasanya cair banget. Memang tulisan ini dibuat untuk majalah anak-anank..)

original post by anang, yb

Reblog this post [with Zemanta]